Senin, 16 April 2012

Untaian Mutiara Hadist untuk Wanita
Hadist Wanita ini berisi perhiasan terbaik dunia
“Dunia adalah perhiasan, dan perhiasan terbaiknya adalah
wanita salekha”
HR Muslim dan Nasai
Hadist Wanita ini berisi tentang hak wanita masuk surga
dari pintu yang dikehendakinya
“Apabila seorang wanita senantiasa mendirikan sholat lima
waktu, menjaga kehormatan dan menaati suaminya, maka
dia berhak masuk surga dari pintu mana saja yang
dikehendakinya”
HR Abu Hurairah
Hadist Wanita ini menceritakan tentang pernikahan
“Tidak ada yang serupa dengan pernikahan dalam
pandangan dua orang yang saling mencintai”
HR Ibnu Majah & Hakim
Hadist Wanita menceritakan tentang keberkahan yang
paling besar bagi wanita
“Wanita yang paling besar keberkahannya adalah yang
paling ringan maharnya”
HR Ahmad Baihaqi dan Hakim
Bai’at Kaum Wanita untuk beriman dan Menjalankan
Syariat Islam
Baiat Kaum Wanita pada Hari Raya Idul Fitri
1. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas & dia berkata, “Aku
mengikuti shalat Idul Fitri bersama Rasulullah SAW. Beliau
lalu turun dari mimbar. Aku melihat beliau menyuruh kaum
lelaki untuk duduk dengan isyarat tangan, kemudian
bersama Bilal melewati shaf laki-laki hingga sampai ke shaf
para wanita. Beliau kemudian membaca ayat:
”Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-
perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia
bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatupun
dengan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak
akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta
yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka.”
(Al-Mumtahanah [60]: 12)
Setelah selesai membaca ayat itu, lalu beliau bertanya,
”Apakah kalian mau berjanji demikian?”
Hanya satu wanita yang menjawab, ”Ya, wahai
Rasulullah.”
Beliau bersabda, “Maka bersedekahlah kalian.“
Bilal membentangkan kainnya dan mereka pun
melemparkan al-fatkh (yakni gelang-gelang) dan cincin ke
kain Bilal.”
HR. Bukhori
Baiat Kaum Wanita Pada Hari Pembebasan Kota Mekah
2.Diriwayatkan bahwa ketika Rasulullah SAW
membebaskan Kota Mekah dari cengkeraman kafir Quraisy
dan selesai melakukan prosesi bai’at terhadap kaum lelaki
—pada saat itu beliau berada di Bukit Shafa-kaum wanita
mendatangi beliau untuk melakukan bai’at. Umar bin
Khaththab berdiri di tempat yang lebih rendah dari pada
beliau, untuk menyampaikan sabda beliau kepada mereka.
Hindun binti Utbah, istri Abu Sufyan, menutupi wajahnya
dengan cadar di tengah-tengah para wanita. la takut
Rasulullah SAW mengetahuinya, karena perbuatannya
terhadap Hamzah pada Perang Uhud. Rasulullah SAW
bersabda, “Berbai’atlah kepadaku untuk tidak
mempersekutukan Allah dengan sesuatupun.”
Hindun berkata, “Engkau mengambil janji dari kami yang
tidak Engkau ambil dari kaum laki-laki.”
Beliau telah menerima bai’at kaum lelaki untuk memeluk
Islam dan berjihad. Rasulullah SAW meneruskan sabdanya,
“Dan tidak mencuri.”
Hindun kembali berkata, “Abu Sufyan adalah seorang lelaki
yang kikir dan aku mengambil hanat (yakni sedikit) dari
sebagian hartanya. Aku tidak tahu apakah itu halal atau
tidak.”
Abu Sufyan yang pada saat itu ada di sana menyahut,
“Yang telah kamu ambil adalah halal bagimu.” Rasulullah
SAW tertawa dan mengenali wanita itu, lalu bersabda
kepadanya, “Kamu pasti Hindun binti Utbah.”
Hindun berkata, “Ya. Maafkanlah apa yang telah berlalu,
semoga Allah memaafkan engkau.”
Lalu beliau meneruskan sabdanya, “Dan tidak berzina.”
Hindun menukas, “Apakah perempuan merdeka berzina?”
Nabi meneruskan sabdanya, “Dan tidak membunuh anak-
anak mereka.”
Hindun kembali menukas, “Kami merawat mereka semasa
kecil sampai akhirnya engkau dan para sahabatmu
membunuh mereka di Perang Badar sewaktu mereka
sudah besar.”
Mendengar itu Umar bin Khaththab tertawa terbahak-
bahak. Rasulullah SAW cuma tersenyum, lalu meneruskan
sabdanya, “Dan tidak akan berbuat dusta yang mereka
ada-adakan antara tangan dan kaki mereka.”
Maksudnya, jangan menasabkan anak yang berasal dari
laki-laki lain kepada suami mereka.
Hindun berkata, “Kedustaan itu benar-benar buruk.
Sungguh apa yang engkau perintahkan kepada kami
merupakan petunjuk dan akhlak yang mulia.”
Nabi kemudian meneruskan sabdanya, “Dan tidak
mendurhakaimu (maksudnya Nabi) dalam urusan yang
baik.”
Hindun berkata, “Kami tidak duduk di majelis ini dengan
niat untuk mendurhakaimu dalam hal apa pun.”
Rasulullah SAW bersabda kepada Umar, “Terimalah bai’at
mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah SWT
bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.”
HR Thabrani
Bersuci, Menutup Aurat, dan Menjaga Pandangan
Wanita ketika Mandi Janabat
3. Mandi janabat bagi wanita yang berambut panjan dan
dalam ikatan
“Tidak. Kamu cukup menyiram kepalamu sebanyak tiga
kali. ” (Yakni, kira-kira air sampai ke pangkal rambut).
HR Muslim
Jangan Memasuki Masjid Saat Junub dan Haidh
4. Larangan perempuan memasuki masjid jika dalam
kondisi haidh & junub
“Sesungguhnya masjid tidak halal (yakni, tidak boleh
masuk dan diam di dalamnya) bagi orang yang sedang
junub dan haidh. ”
HR Ibnu Majah dan Baihaqi
Dirikanlah Shalat, Meskipun Darah Menetes
5.Wanita yang mengalami istihadhah sehingga tidak
bersuci (istihadhah adalah mendapatkan haidh, namun
darahnya tidak kunjung berhenti setelah masa haidh usai)
bolehkah wanita meninggalkan shalat?” (yakni selama
darah masih keluar) Rasulullah SAW menjawab:
“Tidak. Itu hanya semacam keringat (yakni pendarahan
karena luka) bukan haidh, akan tetapi tinggalkanlah shalat
selama hari-hari haidhmu biasa berlangsung, lalu
mandilah, kemudian berwudhulah untuk setiap shalat dan
dirikanlah shalat meskipun darah menetes diatas tikar.”
HR Bukhari dan Ahmad
Wajib Menutup Aurat dari Wanita Lain
6. Larangan membuka aurat untuk sesama jenis kelamin
“Janganlah lelaki melihat aurat lelaki dan jangan pula
wanita melihat aurat wanita. Janganlah lelaki
menempelkan tubuhnya dengan tubuh lelaki lain dalam
satu kain dan janganlah wanita menempelkan tubuhnya
dengan tubuh wanita lain dalam satu kain. ”
HR Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi
Wajib Menutup Aurat dari Selain Mahram
7. “Wahai Asma’, sesungguhnya apabila wanita sudah
mendapatkan haidh (yakni, telah melewati usia kanak-
kanak) maka yang layak untuk dilihat darinya hanyalah ini
dan ini saja.”
Rosululloh SAW mengisyaratkan pada wajah dan kedua
telapak tangannya.
HR Abu Daud
Larangan Membuka Aurat Kecuali di Rumah
8.”Wanita yang menanggalkan pakaiannya (yakni,
melepaskan seluruh pakaiannya) selain di rumah
suaminya, sesungguhnya dia telah merobek tirai antara
dirinya dengan Allah”
HR Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim
Larangan Lelaki Memandang Wanita
9.Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, dia berkata bahwa al-
Fadhl bin Abbas pernah bersama Rasulullah SAW (yakni,
menaiki seekor hewan tunggangan), lalu seorang wanita
mendatangi beliau (dalam sebuah riwayat, gadis remaja
dari Khats’am —yakni kabilah Khats’am) untuk meminta
fatwa dari beliau. Al-Fadhl memandangi gadis itu, dan
gadis itu pun memandanginya. Rasulullah SAW
memalingkan wajah al-Fadhl ke arah lain , lalu al-Abbas
bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau
memalingkan wajah sepupu-mu?”
Beliau menjawab:
“Aku melihat seorang pemuda dan pemudi, maka aku
tidak merasa aman bila setan mengetahuinya. ”
HR Bukhari dan Muslim
Wanita yang Tidak Masuk Surga
10. Dua golongan penghuni neraka yang aku belum
pernah melihatnya: suatu kaum yang membawa cambuk
seperti ekor-ekor sapi melecuti orang-orang, dan
perempuan-perempuan yang berpakaian namun telanjang,
memikat hati lelaki dan berjalan berlenggak-lenggok,
kepala mereka seperti punuk unta. Perempuan-perempuan
itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium aromanya,
padahal aroma surga benar-benar tercium dari jarak
perjalanan sekian-sekian. ”
HR Muslim
Dalam satu riwayat dari Ahmad disebutkan:
“Padahal aroma surga benar-benar tercium dari jarak lima
ratus tahun perjalanan. ”
Menutup Aurat Ketika Keluar Rumah
11.Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, dia berkata bahwa
ketika Rasulullah SAW sedang duduk di muka masjid,
lewatlah seorang wanita mengendarai hewan tunggangan.
Sewaktu dia semakin dekat, hewan tunggangan itu
tergelincir sehingga dia terjatuh. Rasulullah SAW berpaling
darinya (yakni, menoleh ke arah lain), maka dikatakan
kepada beliau, “Wanita itu memakai celana
panjang.” (Yakni, sebagai lapisan dalam yang menutupi
dirinya sehingga auratnya tidak terlihat sewaktu
tersingkap). Beliau pun bersabda:
“Semoga Allah merahmati para wanita yang memakai
celana panjang.”
HR Daraquthni, Hakim, dan Baihaqi
Dalam sebuah riwayat al-’Uqaili, Ibnu ‘Adi, dan al-Bazzar
dari AH bin Abi Thalib dalam peristiwa serupa bahwa
Rasulullah SAW bersabda:
“Pakailah celana panjang (sirwal*), karena celana itu
menipakan salah satu pakaian kalian yang paling
menutupi, jagalah wanita kalian dengan mengenakannya
sewaktu mereka keluar rumah.”
“Sirwal” artinya celana diantaia mata kaki yang sangat
longgai dan tidak ketat.
Menjadi Ahli Surga karena Menjaga Aurat
12.Diriwayatkan oleh Atha’ bin Abi Rabah, dia berkata
bahwa Ibnu Abbas bertanya kepadaku, “Maukah kamu aku
perlihatkan seorang wanita yang merupakan salah satu
penghuni surga?”
Aku pun menjawab, “Tentu saja.”Dia berkata, “Dia adalah
seorang wanita berkulit hitam, wanita ini mendatangi Nabi
dan berkata, ‘Aku menderita penyakit ayan, sehingga
sering terjatuh ke tanah dan auratku tersingkap, maka
doakanlah aku.”
Beliau bersabda, „Jika kamu mau, kamu bersabar atas
penyakitmu dan surga untukmu, atau aku berdoa kepada
Allah agar menyembuhkanmu.“
Wanita tersebut berkata, ‘Aku memilih bersabar, maka
doakanlah aku agar auratku tidak tersingkap.“ Nabi pun
mendoakannya.
(HR Bukhari dan Muslim)
Wanita Dibolehkan Shalat di Masjid
13.Diriwayatkan oleh Ibnu Umar, dia berkata bahwa
Rasulullah SAW bersabda:
”Seorang di antara kalian meminta untuk pergi ke masjid,
maka janganlah kalian melarangnya ”
(HR Bukhari dan Muslim)
Dalam sebuah riwayat yang disampaikan oleh Razin
disebutkan:
“Rumah mereka lebih baik daripada bagian luar rumah
mereka. Shalat yang dilakukan wanita di kamamya lebih
baik dari pada shalat yang ia kerjakan dirumahnya. ”
Menepuk Punggung Tangan bagi Wanita ketika Shalat
14.Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, dia berkata bahwa
pada suatu hari Rasulullah SAW mengimami orang-orang
shalat. Sewaktu hendak bertakbir beliau bersabda:
Jika setan membuatku lupa akan sesuatu dari shalatku
(yakni, jika kalian hendak memperingatkanku), maka
ucapan tasbih bagi kaum lelaki (yakni, mengucapkan
“Subhanallah” dan menepuk punggung tangan bagi kaum
wanita. ” (Yakni, salah satu tangan menepuk tangan yang
lain tanpa mengucapkan apa pun).
(HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad)
Wanita agar Tidak Berbaur dengan Lelaki Setelah Shalat
15. Diriwayatkan oleh Ummu Salamah, dia berkata bahwa
Rasulullah SAW duduk berdiam sebentar di tempatnya
(yakni, seusai mendirikan shalat berjama’ah), maka kami
berpendapat bahwa duduknya beliau itu agar kaum wanita
pergi, sebelum kaum lelaki sempat berpapasan dengan
mereka. (Yakni, agar tidak berbaur dengan mereka di
jalanan).
(HR Bukhari, Abu Daud, dan Nasa’i)
Wanita dalam Kegembiraan Dua Hari Raya
16. Diriwayatkan oleh Ummu Athiyyah, dia berkata bahwa
Rasulullah n menyuruh kami untuk membawa keluar anak-
anak gadis yang mendekati usia baligh, wanita-wanita
yang sedang haidh, dan para wanita yang sudah baligh
dengan mengenakan hijab. Adapun wanita-wanita yang
sedang haidh duduk di belakang wanita dan anak-anak
gadis yang mendirikan shalat. Mereka menyaksikan
kebaikan dan doa kaum muslimin (yakni mengambil
manfaat dari keberkahan doa pada hari itu).
Salah seorang di antara mereka bertanya, “Wahai
Rasulullah, bagaimana jika dia tidak punya (yakni salah
seorang di antara kami) jilbab?” (yakni pakaian untuk
menutupi diri sewaktu keluar rumah)
Beliau menjawab:
“Maka hendaklah saudarinya meminjamkan salah satu
jilbab kepadanya.”
(HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Abu Daud, dan Nasa’i)
Suami-Istri Melaksanakan Shalat Malam Bersama
17.Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, dia berkata bahwa
Rasulullah SAW bersabda:
“Semoga Allah merahmati seorang lelaki yang bangun
pada malam haRI lalu mendirikan shalat dan
membangunkan istri nya, jika si istri menolak, maka dia
memercikkan air ke wajahnya. Semoga Allah merahmati
seorang wanita yang bangun pada malam hari lalu
mendirikan shalat dan membangunkan suaminya, jika
sang suami menolak, maka dia memercikkan air ke
wajahnya. ”
(HR Abu Daud dan Nasa’i)
Moderat dalam Menunaikan Ibadah Sunnah
18. Diriwayatkan oleh Anas bin Malik, dia berkata bahwa
Rasulullah SAW memasuki masjid, ternyata ada seutas tali
yang diikat di antara dua tiang masjid. Nabi bertanya, “Apa
ini?”
Orang-orang menjawab, “Seutas tali milik Zainab (yakni,
istri beliau), jika dia merasa lemah dan tidak sanggup
melanjutkan shalat malam, dia bersandar pada tali itu.”
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak, lepaskanlah tali itu. Hendaklah salah seorang di
antara kalian mendirikan shalat sesuai kemampuannya
(yakni, saat merasa segar dan kuat), apabila dia merasa
lemah, hendaklah dia duduk. ”
(HR Bukhari, Abu Daud, dan Nasa’i)
19.Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, dia berkata bahwa
Rasulullah SAW diberitahu perihal seorang budak
perempuan milik Bani Abdul Muthallib yang mendirikan
shalat dan berpuasa (yakni, terus-menerus
mengerjakannya). Rasulullah SAW bersabda:
” Aku sendiri tidur dan juga mendirikan shalat, aku
berpuasa dan juga berhenti berpuasa. Barang siapa
mengikutiku, dia termasuk umatku dan barang siapa
membenci sunnahku, dia bukan termasuk umatku.
Sesungguhnya setiap amal memiliki saat giat dan saat
lemah (yakni, semangat dan giat yang kemudian berubah
menjadi malas dan bosan), barang siapa saat lemahnya
mengarah kepada suatu bid’ah, maka dia telah tersesat,
dan barang siapa saat lemahnya mengarah kepada
sunnah, maka dia telah mendapatkan petunjuk.”
(HR Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban)
Keutamaan Ibadah yang Sedikit tetapi Langgeng
20. Diriwayatkan oleh Aisyah, dia berkata bahwa
Rasulullah SAW pulang ke rumah, sementara seorang
wanita dari Bani Asad tengah bersamanya. Rasulullah SAW
bertanya, “Siapa dia?” Aisyah menjawab, “Si fulanah, dia
tidak tidur pada malam hari.” (Yakni, karena banyak
beribadah).
Rasulullah n bersabda:
“Berhentilah melakukannya. Kalian harus mengerjakan
amal-amal yang sanggup kalian lakukan, karena Allah
tidak jenuh sampai kalian sendiri yang jenuh.
Sesungguhnya agama yang paling dicintai-Nya (yakni,
amal-amal kebajikan dan ketaatan) adalah yang dikerjakan
oleh pelakunya secara langgeng. ”
(HR Bukhari, Muslim, Malik, dan Nasa’i)
Mengisi Waktu Senggang dengan Berdzikir
21.Diriwayatkan oleh Yasirah, mantan budak perempuan
Abu Bakar ash-Shiddiq dan termasuk di antara orang-
orang yang berhijrah pertama kali, dia berkata bahwa
Rosululloh bersabda :
“Kalian harus bertasbih, bertahlil dan bertakbir. Hitunglah
dengan jari-jari (yakni, dengan dua jari untuk menghitung
bacaan-bacaan tersebut), sesungguhnya jari-jari akan
ditanya dan diminta agar berbicara (yakni, menjadi saksi
bagi pengucapnya pada hari kiamat) dan janganlah kalian
lalai sehingga kalian tidak mendapatkan rahmat. ”
(HR Tirmidzi, Abu Daud, dan Hakim)
Ketika Banyak Tersedia Sarana Kebaikan
22.Diriwayatkan oleh Ummu Hani’ binti Abu Thalib, dia
berkata, “Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, usiaku sudah
lanjut, tulang-tulangku sudah rapuh, tunjukkanlah suatu
amal yang dapat memasukkanku ke dalam surga.’
Rasulullah SAW menjawab:
Dinilai shahih oleh al-Hakim.
„Bertasbihlah kepada Allah sebanyak seratus kali, karena
ucapan tasbih seratus kali setara dengan membebaskan
seratus budak di antara keturunan Ismail (yakni, seolah-
olah dia membebaskan seratus orang keturunan Nabi
Ismail) dan bertahmidlah sebanyak seratus kali, karena
ucapan itu setara dengan seratus ekor kuda yang diberi
pelana dan dikekang, yang kamu tunggangi dijalan Allah,
dan bertakbirlah sebanyak seratus kali, karena ucapan itu
setara dengan seratus ekor unta yang diikat lehernya
(yakni, diberi tanda pada lehernya yang menunjukkannya
sebagai hewan qurban di Tanah Suci Mekah) dan diterima
oleh Allah, dan bertahlillah (yakni, mengucapkan ‘La ilaha
illallah’) sebanyak seratus kali, karena ucapan itu
memenuhi ruang antara langit dan bumi. Pada hari itu
tidak ada amal perbuatan yang lebih afdhal dari ucapan
tahlil seratus kali, kecuali jika dia mempersembahkan
amalan seperti yang kamu Iakukan
(HR. Ahmad, Thabrani, dan Hakim)
Menyebut Nama Allah ketika Ditimpa Musibah
23. Diriwayatkan oleh Asma’ binti Umais, dia berkata
bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Maukah aku ajari kata-kata yang bisa kamu ucapkan pada
saat ditimpa musibah, yaitu ucapan ‘Allahu Allahu rabbi, la
usyriku bihi syai’an.” (Allah adalah Tuhanku, aku tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun).
(HR Abu Daud)
Berdoa dan Berharap pada Pagi dan Malam Hari
24. Diriwayatkan oleh Anas bin Malik, dia berkata bahwa
Rasulullah SAW bersabda kepada Fatimah:
“Apa yang menghalangimu untuk mendengar pesanku
agar kamu mengucapkan pada pagi dan malam hari,
“Wahai Yang Maha hidup lagi Mengurus makhlukNya,
dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan, peibaikilah
seluruh urusanku, dan janganlah Engkau biarkan diriku
meski sekejap mata pun’”
(HR Nasa’i, al-Bazzar, dan Hakim)
Memohon Ampunan pada Malam Lailatul Qadar
25.Diriwayatkan oleh Aisyah, dia berkata, “Aku berkata,
‘Wahai Rasulullah, jika aku menemui malam Lailatul Qadar,
doa apakah yang harus aku panjatkan?’
Beliau menjawab:
“Ucapkanlah, ‘Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha
Pemaaf, Engkau menyukai kemaafan, maka maafkanlah
aku!”
(HR Tirmidzi)
Doa Istri untuk Suami
26.Diriwayatkan oleh Aisyah dia berkata, “Apabila
Rasulullah SAW hendak berbaring tidur, beliau meniup
kedua tangannya dan membaca al-Mu’awwidzat (yakni,
surah al-Falaq dan an-Nas) dan QulHuwallahu Ahad. Lalu
mengusapkan kedua tangannya ke wajah dan sekujur
tubuhnya. Beliau melakukannya sebanyak tiga kali. Ketika
sakit, aku disuruh melakukan hal itu untuk beliau.” (HR
Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Abu Daud)
KEMATIAN, JENAZAH, & DUKA CITA
Mencerca Penyakit dan Tidak Sabar
27.Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah, dia berkata bahwa
Rasulullah SAW memasuki kediaman Ummu Sa’ib (yakni,
menjenguknya sewaktu dia sedang sakit) dan bertanya,
“Mengapa kamu menggigil.”
Dia menjawab, “Demam. Semoga Allah tidak memberkahi
demam itu.”
Beliau bersabda:
“Jangan mencaci demam, karena demam itu melenyapkan
dosa-dosa anak Adam sebagaimana alat peniup api milik
pandai besi melenyapkan karat pada besi.”
(HR Muslim)
Larangan Meratap, Menampar Pipi, dan Mencabik Pakaian
28.Diriwayatkan oleh Usaid bin Abi Usaid dari salah
seorang wanita yang turut berbai’at, dia berkata bahwa
Rasulullah SAW mengambil perjanjian dari kami untuk
tidak mendurhakai beliau dalam urusan yang baik (yakni
ketika mereka berbai’at, seperti pada bagian awal), tidak
menampar wajah, tidak mengutuk, dan tidak merobek
pakaian, serta tidak melepaskan ikatan rambut dan
membiarkannya terurai kusut (yakni sebagaimana yang
dilakukan kaum jahiliyah).
(HR Abu Daud)
29.Diriwayatkan oleh Yazid bin Aus, dia berkata, “Aku
memasuki kediaman Abu Musa al-Asy’ari sewaktu dia
sedang sakit berat, lalu istrinya hendak menangis. Abu
Musa berkata kepadanya, ‘Bukankah kamu sudah
mendengar sabda Rasulullah SAW?’ Istrinya menjawab,
‘Ya.’ Kemudian dia diam.” Ketika Abu Musa meninggal,
Yazid berkata, “Aku menemui perempuan itu (istri Abu
Musa) dan aku tanyakan kepadanya, ‘Apakah maksud
ucapan Abu Musa kepadamu, ‘Bukankah kamu sudah
mendengar sabda Rasulullah SAW lalu kamu diam?’ Dia
pun menjawab, ‘Rasulullah SAW bersabda:
‘Bukan termasuk golongan kami orang yang mencukur
(yakni, rambutnya pada saat musibah seperti yang
dilakukan orang-orang jahiliyah), orang yang meninggikan
suaranya dan meneriakkan kata-kata yang diharamkan,
yang mengandung kemarahan atas takdir, serta orang
yang mencabik-cabik pakaiannya.’” (Yakni, karena sedih
atas kematian).
(HR Bukhari, Muslim, dan Abu Daud)
Menjaga Perasaan Wanita Saat Berkabung
30.Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, dia berkata bahwa
salah seorang famili Rasulullah SAW meninggal, maka para
wanita berkumpul menangisinya (yakni, tanpa suara keras
dan jeritan). Umar datang lalu melarang dan mengusir
mereka. Rasulullah SAW bersabda:
“Biarkan mereka, wahai Umar Karena mata menunjukkan
kesedihan, hati merasakan kepedihan, dan waktu yang
dijanjikan sudah dekat.”
(HR Nasa’i)
Larangan Mengantar Jenazah bagi Wanita
31.Diriwayatkan oleh Ummu Athiyyah, dia berkata, “Kami
dilarang mengantarkan jenazah, tapi kami tidak pernah
dilarang secara ketat, lalu kami dilarang berziarah kubur.”
(HR Bukhari, Muslim, dan Abu Daud)
Masa Berkabung bagi Wanita
32. Diriwayatkan oleh Ummu Athiyyah Rasulullah SAW
bersabda:
“Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada
Allah dan hari akhir mengenakan pakaian berkabung
(yakni, tidak berhias atau berdandan) lebih dari tiga hari,
kecuali yang meninggal suaminya, maka masa berkabung
(masa iddah)nya adalah empat bulan sepuluh hari. Selama
masa itu (masa iddah) dia tidak diperkenankan bercelak,
mengenakan pakaian yang dicelup (yakni, berwarna
menarik dan menggoda yang mengandung nilai
berdandan), dan juga tidak diperbolehkan menyentuh
minyak wangi, kecuali apabila dia sudah suci (yakni, suci
dari haidhnya dan sudah mandi) dan tidak pula
diperkenankan memakai pacar.” (Yakni, tidak mewarnai
kedua tangan dan kakinya dengan daun inai dan
sejenisnya).
(HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Daud, dan Nasa’i)
Mencium Istri Saat Berpuasa (1)
33.Diriwayatkan oleh Aisyah, dia berkata, “Rasulullah SAW
mencium sebagian istrinya sewaktu beliau sedang
berpuasa.”
(HR Bukhari dan Muslim)
Mencium Istri Saat Berpuasa (2)
34.Diriwayatkan oleh Anas , dia berkata bahwa Nabi
ditanya tentang lelaki yang mencium istrinya pada bulan
Ramadhan, maka beliau menjawab:
“Tidak mengapa,yang dIciumnya hanyalah aromanya yang
harum.”
(HR Hakim dan al-Khathib al-Baghdadi)
Puasa Sunnah yang Dilakukan Istri
35. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah & bahwa Rasulullah
SAW bersabda:
“Tidak halal bagi seorang wanita untuk berpuasa (yakni,
puasa sunnah) sewaktu suaminya ada dirumah (yakni,
tidak sedang bepergian) kecuali dengan seizinnya; dan
janganlah seorang wanita mengizinkan orang lain masuk
ke dalam rumah suaminya (yakni, memasukkan seorang
lelaki ke dalamnya) kecuali dengan seizinnya.”
(HR Bukhari dan Muslim)
HAJI & UMRAH
Tanpa Mahram, Wanita Dilarang Melakukan Perjalanan
Jauh
36. Diriwayatkan oleh Ibnu Umar Rasulullah SAW
bersabda:
“Janganlah seorang wanita melakukan perjalanan jauh
selama tiga hari, kecuali bersama mahramnya. “(Yakni,
lelaki yang haram menikahinya, seperti ayah, anak, kakak,
adik, atau paman).
(HR Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas & disebutkan:
“Janganlah seorang wanita melakukan perjalanan jauh
kecuali dengan mahramnya.”
Seorang lelaki bangkit dan bertanya, “Wahai Rasulullah,
istriku hendak menunaikan haji, sementara aku tergabung
dalam pasukan perang ini dan itu?”
Beliau menjawab, “Kalau begitu, berangkatlah haji
bersama istrimu.”
(HR Bukhari dan Muslim)
Petunjuk bagi Wanita untuk Meraih Pahala Haji
37.Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW
bertanya kepada seorang wanita yang dipanggil dengan
sebutan Ummu Sinan:
“Apa yang menghalangimu untuk berangkat pergi haji
bersama kami?’ Dia menjawab, ‘Sesuatu telah
menghalangiku. ‘Beliaupun bersabda, ‘Kalau begitu,
apabila bulan Ramadhan tiba, lakukanlah umrah, karena
umrah pada bulan itu setara dengan ibadah haji
bersamaku. ”
(HR Bukhari, Muslim, Nasa’i, dan Abu Daud)
Wanita Saat Haidh atau Nifas dalam Haji dan Umrah
38.Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, dia berkata bahwa
Rasulullah SAW bersabda:
“Wanita-wanita yang sedang nifas atau haidh (apabila tiba
di miqat) hendaklah mandi dan berihram (yakni, berniat
untuk menunaikan haji dan mengumandangkan talbiyah),
lalu menunaikan seluruh manasik (yakni, rangkaian ibadah
haji) selain thawaf di Ka’bah.”
(HR Abu Daud dan Tirmidzi)15
Memperbanyak Pahala dalam Ibadah Haji
39.Diriwayatkan oleh Aisyah, dia berkata, “Aku senang
memasuki Ka’bah dan mendirikan shalat di dalamnya, lalu
suatu hari Rasulullah SAW menggandeng tanganku dan
membawaku ke Hijir Ismail. Beliau bersabda kepadaku:
“Shalatiah disini,jika kamu ingin masuk Ka’bah.
Sesungguhnya Hijir Ismail merupakan bagian dari Ka’bah.
Dahulu kaummu memperkcil bangunan Ka’bah, sehingga
mereka mengeluarkan Hijir Ismail dari Ka’bah”
(HR Abu Daud, Nasa’i, dan Tirmidzi)
Wanita Saat Haidh atau Nifas dalam Ibadah Haji
40.Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa beliau bersabda:
“Diperbolehkan bagi wanita yang sedang haidh (yakni,
dalam ibadah haji) untuk pulang lebih awal apabila dia
mengalami haidh. ” (Yakni, tanpa melakukan thawaf
wada’).
Dalam sebuah riwayat disebutkan:
“Diperintahkan bagi orang-orang yang berhaji agar berada
di Ka’bah pada akhir manasiknya (yakni, melakukan
thawaf wada’), hanya saja hal itu diringankan bagi wanita
yang sedang haidh. ”
(HR Bukhari dan Muslim)
41.Ketika Aisyah dan para wanita lainnya menunaikan
ibadah haji, mereka khawatir mendapatkan haidh sebelum
Hari Raya Qurban, maka mereka segera melakukan thawaf
ifadhah pabila mereka mendapatkan haidh setelah hari
raya, maka dia tidak menunggu mereka, melainkan
langsung berangkat pulang bersama mereka, jika mereka
telah melakukan thawaf ifadhah.
(HR Malik)
JIHAD
Partisipasi Wanita dalam Jihad
42.Diriwayatkan oleh Ummu Athiyyah, dia berkata, “Aku
berperang bersama Rasulullah SAW sebanyak tujuh
peperangan. Aku tetap berada di kemah untuk
menyiapkan makanan bagi mereka, mengobati orang-
orang yang terluka dan mengurus orang-orang yang
sakit.”
(HR Muslim)
43.Diriwayatkan oleh Anas bin Malik, dia berkata bahwa
Ummu Sulaim membawa belati pada perang Hunain. Pada
suatu hari Rasulullah SAW melihatnya sedang membawa
belati tersebut, beliau bertanya kepadanya, “Untuk apa
belati itu, wahai Ummu Sulaim?”
Dia menjawab, “Aku membawanya untuk berjaga-jaga,
jika ada orang musyrik mendekatiku, akan aku robek
perutnya (yakni, aku tusuk).”
Rasulullah SAW pun tertawa.
(HR Muslim dan Abu Daud)
Keinginan Ummu Haram yang Terkabul
44. Diriwayatkan oleh Anas bin Malik, dia berkata bahwa
Ummu Haram binti Milhan (yakni bibinya) menceritakan
kepadaku bahwa pada suatu hari Rasulullah SAW
memasuki kediamannya dan tidur di sana, lalu beliau
bangun seraya tertawa. Ummu Haram bertanya, “Wahai
Rasulullah, apa yang membuatmu tertawa?”
Beliau menjawab:
“Ditampakkan kepadaku segolongan dari umatku sedang
dalam pertempuran dijalan Allah, mereka menaiki kapal di
tengah laut ini seperti raja-raja di atas singgasana. ”
“Wahai Rasulullah, doakan aku menjadi salah seorang di
antara mereka,” Ummu Haram memohon.
Nabi mendoakannya, lalu beliau berbaring dan tidur lagi,
kemudian beliau bangun seraya tertawa.
Ummu Haram kembali bertanya, “Wahai Rasulullah, apa
yang membuatmu tertawa?”
Beliau menjawab seperti tadi sebanyak dua atau tiga kali.
Ummu Haram berkata, “Wahai Rasulullah, berdoalah
kepada Allah agar Dia menjadikanku termasuk di antara
mereka.”
Beliau bersabda, “Kamu termasuk di antara yang
terdepan. ”
Anas berkata, “Kemudian suaminya, Ubadah bin Shamit,
membawanya ikut serta dalam peperangan untuk
menaklukkan Cyprus pada masa kekhalifahan Mu’awiyyah
bin Abi Sufyan. Ketika pasukan telah menyeberangi lautan,
Ummu Haram dipersilakan untuk menaiki seekor kuda.
Tiba-tiba kuda itu berontak dan Ummu Haram terjatuh,
sehingga mengakibatkan kematiannya. Dia pun
dikebumikan di sana.”
(HR Bukhari dan Muslim)
PERNIKAHAN, LAMARAN, MAHAR, & PESTA PERNIKAHAN
Pernikahan Memberikan Ketenangan Jiwa
45. Diriwayatkan oleh Najih bahwa Rasulullah SAW
bersabda:
“‘Malang, malang, malang, seorang lelaki yang tidak
beristri.’ Para sahabat bertanya, ‘Meskipun dia banyak
harta?’ Beliau menjawab, ‘Meskipun dia banyak harta.
Malang, malang, malang, seorang wanita yang tidak
bersuami. ‘Para sahabat bertanya, ‘Meskipun dia banyak
harta? Beliau menjawab, ‘Meskipun dia banyak harta.’”
(HR Razin)
Mencari Jalan Kebahagiaan Rumah Tangga
46. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah
bersabda:
“Wanita dinikahi karena empat hal: harta, nasab,
kecantikan, dan agamanya. Raihlah wanita yang
beragama, pasti kamu beruntung. (Yakni, jika kamu tidak
melakukannya, maka kamu akan miskin dan rugi).
(HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan Nasa’i)
47.Diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr bin Ash bahwa
Rasulullah SAW bersabda:
“Dunia adalah perhiasan, & perhiasan terbaiknya adalah
wanita salehah.”
(HR Muslim dan Nasa’i)
Anjuran Menikahi Wanita yang Subur
48. Diriwayatkan oleh Ma’qal bin Yassar dia berkata bahwa
seorang lelaki mendatangi Rasulullah SAW dan bertanya,
“Aku bertemu dengan seorang wanita yang memiliki
kedudukan dan kecantikan, tetapi dia tidak bisa
memberikan keturunan, bolehkah aku menikahinya?”
Rasulullah SAW menjawab, “Jangan. ”
Lelaki itu mendatangi beliau unruk kedua kalinya, beliau
pun melarangnya. Dia mendatangi beliau untuk ketiga
kalinya, dan beliau tetap melarangnya. Beliau bersabda:
“Nikahilah wanita yang penuh cinta lagi subur, karena
kelak pada hari kiamat aku membanggakan banyaknya
jumlah kalian dihadapan umat-umat lainnya.”
(HR. Abu Daud dan Nasa’i)
Meminta Persetujuan Anak Perempuan Saat Dilamar
49. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW
bersabda:
” Janda tidak dinikahkan sebelum dimintai pendapatnya,
demikian pula gadis sebelum diminta izinnya.”
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana
tandanya bahwa dia setuju?”
Beliau menjawab, “Jika dia diam saja.”
(HR Bukhari Muslim, Tirmidzi, dan Nasa’i)
Bertambahnya Cinta Setelah Menikah
50.Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dia berkata bahwa
seorang lelaki mendatangi Rasulullah SAW dan berkata,
“Wahai Rasulullah, kami memiliki seorang anak yatim
perempuan. Kini dia sudah besar dan telah dilamar oleh
dua orang lelaki: seorang kaya dan seorang miskin. Dia
menginginkan yang miskin sementara kami menginginkan
yang kaya.”
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada yang serupa dengan pemikahan dalam
pandangan dua orang yang saling mencintai. “(Yakni,
nikahkanlah dia dengan orang yang dicintainya, karena
pernikahan menambah rasa cinta suami terhadap istrinya
dan dia akan berusaha untuk membahagiakannya).
(HR Ibnu Majah dan Hakim)
Perlindungan bagi Anak Perempuan dalam Pernikahan
51.Diriwayatkan oleh Aisyah bahwa seorang gadis berkata
kepada Rasulullah , “Ayahku menikahkan aku dengan
keponakannya untuk menaikkan derajat (keponakan)nya
melalui diriku (yakni, meningkatkan derajat dan
kedudukan keponakannya yang rendah) sedangkan aku
tidak menyukainya.”
Rasulullah mengundang ayahnya dan dia pun datang,
maka beliau menyerahkan urusan itu kepada sang gadis.
Si gadis berkata, “Wahai Rasulullah, sebenarnya aku telah
menerima tindakan ayahku, hanya saja aku ingin agar
orang-orang tahu bahwa para ayah tidak berhak atas
urusan ini.” (Yakni, mereka tidak berhak memaksa putri-
putri mereka untuk dinikahkan dengan lelaki yang tidak
mereka inginkan).
(HR Nasa’i, Ahmad, dan Ibnu Majah)
Ihwal Penolakan Lamaran Rasulullah SAW
52.Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW
melamar Ummu Hani’ (yakni, saudari Ali bin Abi Thalib),
namun dia menolak karena usianya yang telah lanjut dan
bahwa dirinya adalah ibu yang memiliki banyak anak, dia
khawatir Nabi merasa terganggu sewaktu menyentuhnya
(yakni, dalam hubungan suami-istri, karena usianya yang
telah lanjut dan kebutuhannya untuk membantu orang
lain) dan direpotkan oleh anaknya yang banyak. Nabi
bersabda:
“Kaum Wanita Quraisy adalah yang terbaik dalam
mengendarai unta, paling cinta terhadap anak-anak kedl,
dan paling baik dalam melayani suami. “(Yakni, wanita
terbaik adalah yang paling baik dalam mengurus anak dan
paling setia memenuhi hak suami).
(HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad)
Saling Melihat antara Pelamar dan yang Dilamar
53.Diriwayatkan oleh al-Mughirah bin Syu’bah bahwa dia
melamar seorang wanita, lantas Rasulullah SAW berkata
kepadanya:
“Lihatiah dia, karena hal itu akan membuat kalian berdua
lebih saling mencintai dan hidup harmonis. ”
(HR Tirmidzi dan Nasa’i)
Mudahkan Pernikahan dengan Meringankan Mahar
54. Diriwayatkan oleh Aisyah bahwa Rasulullah gg
bersabda:
“Wanita yang paling besarkeberkahannya adalah yang
paling ringan mahamya. ”
(HR Ahmad, Baihaqi, dan Hakim)
Larangan Pernikahan Syighar
55.Diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar, dia berkata
bahwa Rasulullah SAW melarang pernikahan syighar, yaitu
seorang lelaki menikahkan putri atau saudarinya kepada
laki-laki lain dengan syarat dia boleh menikahi putri atau
saudari laki-laki tersebut, tanpa memberikan mahar.
(HR Bukhari dan Muslim)
Memuliakan Istri Sebelum Malam Pertama
56.Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa ketika Ali bin Abi
Thalib menikahi Fatimah dan dia hendak berhubungan
dengannya, Rasulullah SAW melarangnya sampai dia
memberinya sesuatu (yakni, memberikan sesuatu sebagai
mahar). Ali berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidak memiliki
apa-apa.” (Yakni, pada saat ini aku tidak memiliki sesuatu
untuk aku berikan kepadanya).
Rasulullah SAW berkata kepadanya:
“Berikan baju perangmu yang terbuat dari besi padanya. ”
Ali memberikan baju perang kepada Fatimah, lalu
melewati malam pertama dengannya.
(HR Abu Daud dan Nasa’i)
Mengadakan Pesta Pernikahan
57.Diriwayatkan oleh Aisyah dia berkata bahwa mereka
menikahkan seorang wanita dengan seorang lelaki dari
kaum Anshar, lantas Rasulullah SAW bersabda:
“Wahai Aisya, tidak adakah Permainan? (yakni, rebana dan
nyanyian) karena kaum Anshar menyukai permainan.”
( HR Bukhori)
Mendoakan Pasangan Suami-Istri
58. Diriwayatkan oleh Hasan al-Bashri rahimahullah, dia
berkata bahwa Uqail bin Abi Thalib menikahi seorang
wanita dari Bani Jusyam. Lalu orang-orang mengucapkan,
“Semoga sejahtera dan mendapatkan keturunan laki-
laki.” (Yakni, mereka hanya menyebutkan keturunan laki-
laki, karena dahulu orang-orang jahiliyah tidak menyukai
anak perempuan)
Uqail menukas, “Ucapkanlah sebagaimana doa Rasulullah :
‘Semoga Allah memberkahi kalian dan memberikan
keberkahan atas usaha kalian.”
(HR Nasa’i)
Larangan Memadu Wanita dengan Bibinya
59.Diriwayatkan oleh Abu Hurairah dia berkata bahwa
Rasulullah SAW melarang seorang lelaki memadu wanita
dengan bibinya, baik dari jalur bapak maupun ibu.
(HR Bukhari dan Muslim)
HUBUNGAN SUAMI ISTRI
Memperlakukan Istri dengan Baik
60. Diriwayatkan oleh Aisyah, dia berkata, “Rasulullah SAW
bersabda:
“Yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik
terhadap keluarganya, dan akulah yang terbaik di antara
kalian terhadap keluargaku.”
(HR Tirmidzi)
Mengungkapkan Perasaan Cinta
61.Diriwayatkan oleh Amr bin Ash, dia berkata, “Aku
bertanya kepada Rasulullah SAW, ‘Siapakah orang yang
paling engkau cintai?’
Beliau menjawab, ‘Aisyah. ‘
Aku bertanya lagi, ‘Kalau dari golongan laki-laki?’
Beliau menjawab, ‘ ‘ Ayahnya. ‘
Aku pun bertanya sekali lagi, ‘Lalu siapa?’
Beliau menjawab, ‘ Umar bin Khaththab. ‘ Kemudian beliau
menyebutkan beberapa nama laki-laki.”
(HR Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi)
Akhlak Rasulullah SAW terhadap Kaum Wanita
62.Diriwayatkan oleh Aisyah, dia berkata, “Rasulullah SAW
sama sekali tidak pernah memukul pembantu ataupun
wanita.”
(HR Muslim dan Abu Daud)
Nafkah yang Diberikan Kepada Anak dan Istri
63.Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, dia berkata bahwa
Rasulullah SAW bersabda:
Antara satu dinar yang kamu infakkan dijalan Allah, satu
dinar yang kamu gunakan untuk membebaskan budak,
satu dinar yang kamu sedekahkan untuk orang-orang
miskin, dan satu dinar yang kamu nafkahkan untuk
keluargamu, yang paling besar pahalanya adalah yang
kamu nafkahkan untuk keluargamu.”‘
(HR Muslim)
Menyenangkan Hati Istri
64.Diriwayatkan oleh Aisyah, dia berkata, “Wahai
Rasulullah, setiap teman mainku memiliki panggilan.”
Beliau bersabda, “Kalau begitu kamu dipanggil dengan
nama anakmu (yakni, anak saudarinya, Asma’ binti Abu
Bakar) Abdullah bin Zubair. “Dia pun dipanggil Ummu
Abdullah.
Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Karena saudari ibu
adalah ibu. ”
(HR Abu Daud dan Razin)
Hak Suami-Istri dan Nasihat untuk Istri
65.Diriwayatkan oleh Amr bin Akhwash (dalam sebuah
hadits panjang yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah)
dari Rasulullah SAW, beliau bersabda ketika Haji Wada’:
“Perhatikanlah! ‘ Jagalah istri kalian dengan baik, karena
mereka adalah tawanan kalian (yakni, mereka diserupakan
dengan tawanan karena tinggal di rumah suami untuk
selamanya). Kalian tidak boleh bertindak lebih dari itu
terhadap mereka, kecuali jika mereka melakukan hal yang
jelas-jelas keji, (yakni, maksiat yang nyata). Jika mereka
melakukannya, maka jauhilah mereka dan pukullah
dengan pukulan yang tidak menyakitkan, (yakni, tidak
keras). Jika mereka menaati kalian, maka janganlah
mencari jalan untuk menyakiti mereka. Ketahuilah bahwa
sesungguhnya kalian memiliki hak yang harus ditunaikan
oleh istri kalian dan istri kalian pun memiliki hak yang
harus kalian tunaikan. Adapun hak kalian yang harus
ditunaikan oleh istri kalian adalah tidak membiarkan siapa
pun yang tidak kalian inginkan menyentuh ranjang kalian,
(yakni, tidak membiar¬kan siapa pun selain mahram
masuk ke dalam rumah kalian, duduk di atas ranjang
kalian serta berbincang-bincang dengan istri kalian,
sebagaimana kebiasaan orang-orang Arab jahiliyah).
Ketahuilah bahwa hak mereka adalah kalian memberi
mereka nafkah, pakaian, dan makanan dengan baik.”
(HR Muslim, Abu Daud, Nasa’i, dan Ibnu Majah)
Suami Membantu Pekerjaan Istri
66. Diriwayatkan oleh Al-Aswad bin Yazid, dia berkata
bahwa Aisyah ditanya, “Apa yang Rasulullah SAW lakukan
di rumahnya?”
Dia menjawab, “Beliau mengerjakan pekerjaan rumah
tangga (yakni, membantu istri-istrinya), apabila tiba waktu
shalat maka beliau berangkat mendirikan shalat.”
(HR Bukhari)
Istri Membantu Keluarga Suami
67.Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah, dia berkata,
“Ketika Aku menikah, Nabi bertanya kepadaku,’ Wanita
yang kamu nikahi, perawan atau janda?’
Aku menjawab, ‘Janda.’ Beliau bersabda, ‘Mengapa kamu
tidak menikah dengan wanita yang masih perawan, yang
dapat diajak bercanda dan tertawa? Bukankah gadis
perawan dapat kamu candai dan dia pun dapat
mencandaimu?’
Aku pun berkata, ‘Wahai Rasulullah, ayahku terbunuh
pada Perang Uhud. Dia meninggalkan sembilan orang putri
yang masih kecil. Aku menikah dengan seorang janda agar
dia dapat mengasuh dan mendidik mereka serta menyisir
rambut mereka.’
Beliau bersabda, ‘ ‘ Kamu benar Kemudian beliau
mendoakanku.”
(HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Abu Daud)
Memuliakan Mertua
68. Diriwayatkan oleh Kabsyah binti Ka’b bin Malik, dia
adalah istri Ibnu Abi Qatadah (menantu Abi Qatadah).
Suatu hari Abu Qatadah berkunjung ke rumahnya, lalu
Kabsyah mengambilkan air wudhu untuk Abu Qatadah.
Tiba-tiba seekor kucing datang meminum air bekas
wudhunya. Abu Qatadah segera memiringkan wadah air
wudhu tersebut sehingga kucing itu dapat meminumnya
dengan mudah. Abu Qatadah mengetahui bila Kabsyah
memperhatikannya dengan heran, lalu dia bertanya,
“Apakah kamu heran, wahai keponakanku?”
“Ya,” jawab Kabsyah.
Abu Qatadah berkata, “Sesungguhnya Rasulullah SAW
bersabda:
“Kucing itu tidak najis, karena ia binatang yang senantiasa
mengelilingi kalian. “
(HR Para penyusun kitab Sunan)
Hak Istri untuk Diperlakukan dengan Baik
69.Diriwayatkan oleh Abu Juhaifah, dia berkata bahwa
Rasulullah SAW mempersaudarakan (yakni, pada awal
hijrah ke Madinah) antara Salman al-Farisi dan Abu Darda’.
Salman mengunjungi Abu Darda’ (yakni, menginap di
rumahnya selama beberapa malam), lalu dia melihat
Ummu Darda’ berpenampilan kusut (yakni, mengenakan
pakaian yang biasa dipakai untuk ke dapur, tidak
berdandan, dan tidak berpenampilan baik untuk
suaminya). Salman bertanya, “Ada apa denganmu?”
Dia menjawab, “Saudaramu, Abu Darda’, tidak
membutuhkan dunia lagi.” (Yakni, bersikap zuhud dan
beribadah terus-menerus).
Abu Darda’ pulang dari keperluannya, kemudian dia
menyiapkan makanan dan berkata, “Makanlah, karena aku
sedang berpuasa.”
Salman berkata, “Aku tidak akan makan, sebelum kamu
makan.” Maka dia pun makan. Pada malam harinya, Abu
Darda’ bangun (yakni, untuk mendirikan shalat tahajjud),
Salman berkata, “Tidurlah.” Abu Darda’ pun tidur, lalu
bangun lagi. Salman berkata, “Tidurlah.” Pada akhir
malam, Salman berkata, “Sekarang bangunlah.” Lalu
mereka berdua mendirikan shalat. Setelah itu Salman
berkata, “Sesungguhnya Tuhanmu memiliki hak yang
harus kamu penuhi, dirimu juga memiliki hak yang harus
kamu penuhi, istrimu pun memiliki hak yang harus kamu
penuhi. Maka penuhilah hak masing-masing sesuai
haknya.”
Abu Darda’ kemudian mendatangi Rasulullah SAW dan
memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Beliau
bersabda, “Salman benar. ”
(HR Bukhari)
Menyambut Kedatangan Suami
70.Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah
SAW bersabda kepadanya:
“Apabila kamu datang dari perjalanan jauh, maka
janganlah kamu masuk kerumahmu (yakni, menemui
istrimu) sebelum dia mencukur rambut kemaluannya dan
menyisir rambutnya (yakni, berhias untuk menyambut
suami). Pergaulilah istrimu dengan baik. ” (Yakni,
cerdaslah dan lembutlah dalam menggauli istrimu).
(HR Bukhari dan Muslim)
Beberapa Hak Istri terhadap Suami
71.Diriwayatkan oleh Mu’awiyyah bin Haidah, dia berkata,
“Aku bertanya kepada Rasulullah mengenai hak istri yang
harus dipenuhi, maka beliau menjawab:
“Hak istri yang harus dipenuhi oleh suami adalah
memberinya makan, memberinya pakaian, tidak memukul
wajah, tidak menjelek-jelekkan (yakni, tidak mencaci dan
mencerca) dan tidak menjauhinya (yakni, tidak
mengajaknya bicara) kecuali di rumah.”
(HR Nasa’i, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Daraquthni)
Menghindari Perbedaan Pendapat antara Suami dan Istri
72.Diriwayatkan oleh Abu Hurairahdia berkata bahwa
Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila seorang istri meninggalkan ranjang suaminya
semalam saja (yakni, sang suami mengajaknya
berhubungan, namun sang istri menolak padahal ia tidak
memiliki udzur syarl), maka para malaikat melaknatnya
sampai dia kembali. ”
(HR Bukhari dan Muslim)
Shalat Seorang Istri yang Tidak Diterima
73.Diriwayatkan oleh Ibnu Umar, dia berkata bahwa
Rasulullah SAW bersabda:
“Dua golongan yang shalat mereka tidak melewati kepata
(yakni, tidak diterima).”
(Al-Hadits)
Salah satunya adalah:
“Dan istii yang tidak menaati suaminya sampai dia kembali
menaatinya.”
(HR Thabrani dan Hakim)
Jangan Memukul Istri
74.Diriwayatkan oleh Abdullah bin Zum’ah, dia berkata
bah¬wa Rasulullah SAW bersabda:
“Mengapa salah seorang di antara kalian tega memukul
istrinya layaknya budak? Kemudian di saat lain dia
memeluknya, “atau beliau bersabda, “Menyetubuhinya di
penghujung hari itu.”
(HR Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi)
Kewajiban Memuliakan Istri
75.Diriwayatkan oleh Abu Hurairah &, dia berkata bahwa
Rasulullah SAW bersabda:
“Janganlah seorang mukmin membenci seorang
mukminah. Jika dia tidak menyukai sebagian akhlaknya,
pasti dia menyenangi akhlaknya yang lain.” (HR & Muslim
dan Ahmad)
Menjaga Rahasia dan Kesucian Rumah Tangga
76. Diriwayatkan oleh Abu Sa’id al-Khudri 4*. bahwa
Rasulullah M bersabda:
” Diiiwayatkan melalui sanad yang j’ayyid
“Orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada
hari kiamat adalah sepasang suami-istii yang berdua-
duaan dan berhubungan badan, lalu salah satunya
menyebarkan rahasia pasangannya.”
(HR Muslim dan Abu Daud)
Mereka Berdua adalah Pasangan Setan
77. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ^ bahwa Rasulullah M
mendirikan shalat. Setelah mengucapkan salam, beliau
menghadap ke arah para sahabat dan bersabda, “Tetaplah
duduk di tempat kalian. Adakah diantara kalian apabila
men-datangi istrinya, dia menutup pintu dan menutup
tirai, lalu keluar rumah dan berbicara, ‘Aku melakukan ini
dan itu kepada :’ istriku?’”
Para sahabat diam seribu bahasa. Beliau menghadap ke
arah jama’ah wanita dan bertanya, “Adakah diantara
kalian yang berbicara demikian?”
Seorang gadis remaja berkata, “Ya. Demi Allah, mereka,
baik para lelaki maupun wanita, membicarakannya.”
Rasulullah H bersabda, “Apakah kalian tahu perumpamaan
orangyang berbuat demikian? Sesungguhnya
perumpamaan orangyang berbuat demikian seperti setan
laki-laki dan setan perempuan yang bertemu di jalan, lalu
keduanya melakukan hubungan badan, sementara orang-
orang melihatnya. ”
(HR Ahmad dan Abu Daud)
Uraian diatas merupakan beberapa contoh diantara sekian
banyak hadist wanita yang ada.
Sumber: yayukwinarni.com/hadist-wanita.html

3 komentar: