Jumat, 09 November 2012

Ada Nama Allah di Tubuh Ibu


Bismillaahirrahmaanirrahiim


Apa kabar ibu kita hari ini?, sudahkah kita mengunjungi, atau sekedar menelepon mengucapkan salam hari ini, atau mungkin sahabat sudah mempunyai rencana spesial dengan ibu hari ini?


Memang seorang ibu sudah sepantasnyalah mendapatkan tempat spesial di dalam hati semua orang. Ada anekdot yang pernah saya dengar dari seorang teman, “Seorang ibu dapat membesarkan anak-anaknya dengan kasih sayang yang tercurah walaupun hanya seorang diri, sedangkan anaknya bisa berjumlah lebih dari enam. Namun sementara anak yang banyak itu belumlah tentu dapat mengurusi ibunya yang sudah tua walaupun ibunya hanya satu”.


Masya Allah. Boleh jadi ucapan itu banyak benarnya, dikarenakan kita seringkali lupa terhadap ibu. Seringkali kita disibukkan oleh urusan-urusan keseharian yang akhirnya kita lupa atau tidak sempat.


Artinya jika kita sudah tidak satu rumah dengan ibu, walau berdekatan atau notabene masih satu kotapun belum tentu setiap week end kita dapat mengunjungi ibu kita, apalagi bagi yang ibunya di luar kota atau bahkan di luar negeri.
Sementara masih dapat kita ingat, betapa nyamannya pelukan hangat seorang ibu. Yang dengan kasih sayangnya menentramkan kita, yang dengan telatennya mengurusi kita dalam setiap keadaan. Sakit, sedih, gembira, dan tidak peduli betapa nakalnya kita, tetap doa dan kasih sayangnya selalu ada di depan.


Karena itu dalam hadis Rasulullah SAW menyatakan ketika ada yang bertanya; “Siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? “Ibumu”, jawab Nabi. “Kemudian siapa?” “Ibumu.” “Lalu?”, “Ibumu,” baru kemudian Bapakmu dan keluarga terdekat yang lain,” tegas Nabi. (HR. Bukhari dan Muslim)


Bahkan dalam sebuah hadis Qudsi, Abdurrahman bin ‘Auf ra berkata, ia mendengar dari Rasullullah SAW, “Allah pernah mengatakan, ‘Aku adalah Allah, dan Aku adalah Arrahman (Maha Pengasih), Akulah Yang Menciptakan rahim (ibu), dan Aku ambilkan sebutannya dari NamaKU (Arrahiim = Maha Penyayang), barang siapa yang menyambungkannya, maka Aku akan menyambungkan (diriKU) dengannya. Tapi bagi yang memutuskannya maka Aku pun akan memutuskan (diriKU) dengannya.” (HR. Tirmidzi).


Tidak ada bagian tubuh kita yang diambil dari nama suci Allah, kecuali rahim seorang ibu. Tempat dimana Allah telah memilih untuk menaruh buah kasih saying sepasang hamba ciptaanNYA.

Di dalam rahim itulah yang biasa juga disebut sebagai alam rahim (alam kasih sayang) proses janin terbentuk, tumbuh dan berkembang dan pada akhirnya ditiupkannya ruh dan setelah lewat dari 3 masa kegelapan akhirnya lahirlah seorang anak manusia ke dunia.


Dimensi rahiim atau kasih saying sangatlah luas. Betapa kasih saying ibupun kita tidak dapat membalasnya. Sebagaimana hadits yang menceritakan tentang seorang ibu yang digendong ketika berthawaf, lelaki itu menggendong kemanapun si ibu mau. Kemudian lelaki yang menggendongnya bertanya kepada sahabat Umar, lalu apa jawab Abdullah bin Umar ra, “Belum, setetespun engkau belum dapat membalas kebaikan kedua orang tuamu.”


Seandainya kita mempunyai dua buah gunung emas dan kita berikan semua kepada ibu kita pun belumlah cukup dibandingkan dengan kasih sayang serta kebaikan yang telah ibu berikan kepada kita. Karena itu perlulah kita tafakuri sudahkah kita terus menyambung tali silaturahiim, dalam artian menebarkan kasih saying kepada ibu kita, ibu, ibu kemudian bapak kita, lalu kepada keluarga dan sesama?


Berhati-hatilah karena Rasullullah SAW, mengingatkan dalam haditsnya; “Dua dosa besar yang Allah segerakan azabnya di dunia, yaitu berbuat zalim dan durhaka kepada orang tua.” (HR. Hakim). Oleh karena itu, mari segerakan kita bersimpuh memohon maaf, menebarkan doa dan kasih saying kepada mereka, “Ya Allah, ampunilah kedua orang tuaku dan kasihilah mereka berdua sebagaimana mereka mengasihiku sewaktu kecil. Aamiin.


Tidaklah lebih baik dari yang menulis ataupun yang membaca, karena yang lebih baik di sisi ALLAH adalah yang mengamalkannya.

Penulis: Ustaz Erick Yusuf: Pemrakarsa Training iHAQi (Integrated Human Quotient)
♥ Simpan Janjimu ,Akhi! ♥

Bismillaahirrohmaanirrohiim
Assalamu'alaikum warohmatullaahi wabarokatuh..

Akhi, terimakasih atas kata- kata indah yang kau berikan untukku, namun ketahuilah bahwa seharusnya, kata- kata itu belumlah berhak atas
ku menerima.
Bukan aku tak mau mendengar apalagi tidak peduli, namun ijinkanlah rasa malu ini menjadi penjagaku, rasa malu kepada Allah yang memang seharusnya aku miliki, sebelum engkau halalkan aku.

Akhi, jangan mengumbar janji dan rayuan, karena semua itu akan justru menjadi perendah atas dirimu sendiri dihadapanku.
Aku memanglah wanita biasa, yang menyukai kata- kata manis, namun ijinkan rasa takutku ini berbicara.

Aku tak ingin terjebak dalam apapun maksud dalam hatimu, yang memang tidak aku ketahui sama sekali.
Aku seorang wanita yang harus menjaga kehormatan sampai aku halal untuk siapapun yang menjadi suamiku nanti.
Maka simpan janjimu, akhi sebelum kau halalkan aku!

Akhi, kau tawarkan bintang, walau itu mustahil bagimu.
Kau tawarkan bulan, walau pasti kau tak mungkin menggapainya.
Kau menjanjikan keindahan masa depan walau kau belum pasti mengenalinya.
Janjimu selalu menawarkanku keindahan semesta yang mengagumkan.

Akhi, aku mengerti bahwa semua itu adalah bentuk perhatianmu kepadaku, juga adalah bentuk kekagumanmu atasku.
Kau ingin aku meyakininya...Stop! simpan saja Janjimu, Ya Akhi!
sebelum engkau halalkan aku.

Sadarilah ya akhi, kegagahan janjimu itu dapat meruntuhkan hijabku, melemparkan iffah dan izzahku pada jurang terendah hingga aku tak mampu merangkak naik kembali.
Maka akhi, simpan janjimu sebelum kau halalkan aku!

Ya Akhi, walau setampan apapun wajahmu,segagah apapun fisikmu, takkan membuatku terlena karena engkau memang bukanlah kekasih halalku.
Setinggi apapun janjimu, dan selembut apapun perlakuanmu, aku tak mau menjadikannya sebagai angan- angan terindah karena belum tentu Allah mentakdirkan engkau untukku.

Walau mungkin sempat terbersit dalam hati untuk dapat bersamamu, namun aku tak akan rela menghinakan dan merendahkan diri, ataupun memohon serta mengemis perhatian agar engkau melirikku.
Aku sangat yakin, bahwa apa yang terlihat indah di mataku belum tentu juga yang terindah dalam pandangan-Nya.

Ya akhi, ajari aku untuk menjadi pemalu. Malu untuk menanggapi janji- janjimu dengan serangkaian kata- kata surga, karena syaitan pasti telah bersiap melepaskan anak panahnya di antara kita dan menyiapkan perangkap-perangkapnya sehingga neraka akan terasa seperti di syurga.

Aku tak mau menjadikan janjimu sebagai kesalahan untuk mudah percaya.
Aku hanya ingin menjaga hati dari hal-hal yang belum tentu pasti. Ingatlah ya akhi, bahwa
“setiap janji itu akan diminta pertanggungjawaban.”
(QS al-Israa’ [17]: 34)

Bukan keindahan pesona mimpi yang aku inginkan, atau kreasi janji yang hanya sekedar pemanis mulut, yang aku harapkan. Tapi kesejatian cinta karena Allah yang membuat hati kita berhati- hati dalam melangkah, serta kesucian kehormatan kita dihadapanNya, itulah yang aku dambakan.
Jadi...simpan janjimu, ya akhi, sebelum kau halalkan aku!
Semoga mata hati bisa menyadarinya.


Salam Uhibbukum Fillaah

``Atas Nama Taaruf``

Saudariku….

ukhty muslimah….
Sungguh pun taaruf bukanlah sebuah permainan….bukan sekedar coba-coba…bukan
... sekedar perkiraan…

“hmm..siapa tahu cocok…”
“hmm…siapa tahu jodoh…”
“siapa tahu…”siapa tahu…’
atau bahkan…
” Hmm….lumayanlah…buat hepi-hepian…???????”

Astaghfirullah….
Sungguh…Taaruf itu bukanlah sebuah keisengan seperti itu….!!!!

Bagaimana mungkin SATU-SATUNYA JALAN YANG DIHALALKAN OLEH ALLAH…OLEH ISLAM.. adalah sebuah permainan iseng…permainan coba-coba…sebuah kesenangan terselubung…??????

Bagaimana mungkin suatu upaya untuk menghindari PACARAN… justru tanpa disadari masuk dalam PACARAN tersebut…

Bagaimana mungkin sebuah upaya untuk membuahkan suatu yang suci…suatu ikatan yang mahal harganya…sebuah perjanjian agung yakni PERNIKAHAN adalah sebuah lelucon yang bisa dilakukan dengan siapa saja…siapa saja yang mau…siapa saja yang ada…atau sebuah iseng-iseng berhadiah…??????????????
Dengan perkataan…

“coba ah…sama dia…siapa tahu…hehehe..???????????”

TAARUF BUKAN HAL-HAL REMEH TEMEH SEPERTI ITU….!!!!!!!

TAARUF ITU SUNGGUH SUCI…!!!

Sungguh bukan hak saya untuk berkata demikian sebenarnya…

Saya bukan siapa-siapa…bahkan saya adalah orang yang sangat sangat awam dengan masalah ini….

Tapi…sungguh miris hati saya ketika melihat realita…taaruf seakan jadi sebuah solusi atau jalan lain karena tidak boleh pacaran…!!!

Akhibatnya…??? taaruf tiada bedanya dengan pacaran…???

Lalu…??? taaruf adalah pacaran hanya dibungkus dengan “selimut Islami…”????????

Jika pacaran yang dibicarakan adalah…(hmm..mungkin ..^^)

“sayang…ketemuan yuk…”

Taaruf…

“ukhty…sholat tahajud dulu…??????????”

Jika pacaran mengungkapkan perasaan dengan

“sayang…aku cinta kamu…”

Taaruf …??

“ukhty…sungguh hati ini mencintaimu karena Allah…????”

Sms-sms penuh perhatian…tiap hari…tiap jam…

Telepon-telepon mengobrol kehidupan sehari-hari…

Chatting..???

YANG DIBICARAKAN…??????? hmm.. tidak jauh beda…!!!

Kiranya semuanya telah tahu… Bahwa wanita adalah fitnah terbesar bagi seorang laki-laki…
Namun…saya wanita…dan ukhty pun wanita…

Tapi kita juga tau…bahwa perhatian laki-laki…kasih sayangnya…sikap melindunginya…kesetiaannya adalah cobaan yang tidak kalah hebatnya bagi seorang wanita…

Mungkin kami para akhwat pada awalnya akan berkata…

“iih…iseng banget sih…”

“nyebelin…”

“ganjen…”

“TP TP…”

“ngapain sih ngajak-ngajak taarufan nggak jelas..”

TAPI….kita semua juga tahu….

Cinta itu tumbuh karena terbiasa…

terbiasa dekat…

terbiasa ada…

terbiasa bersama…

terbiasa berantem..hhe..^^

terbiasa saling menyapa…

terbiasa diberi perhatian…

terbiasa saling mengobrol…hmm…

Cinta itu teramat bening…

saat ini tiada apapun…namun perlahan…tanpa kita sadari…dia sudah menjalar ke seluruh bagian jiwa kita,,,menguasai kita…

Awalnya mungkin kita akan merasa sebal dengan kehadirannya…

Terganggu oleh sms-sms isengnya….

Terganggu oleh pertanyaan-pertanyaan anehnya….

Namun…tanpa kita sadari…

saat ia tiada…

saat sms tak kunjung tiba…

saat telepon tak berdering lama….????

akan ada perasaan kehilangan….

setiap saat melihat ke HP…menunggu deringnya…

setiap saat melongok ke komputer…menunggu onlinenya…..

Dan itukah…??? itukah saudariku….??? yang dinamakan dengan…“MENCINTAI KARENA ALLAH…???” itukah…????

itukah….?????????

ya akhi…para ikhwan….

sungguh hati wanita ini lemah….

hati wanita itu mudah terjangkiti virus….

dan bagaimana jika kita telah jatuh cinta…

bagaimana ternyata hati kita sudah saling merindu…menginginkan adanya kebersamaan…

merindukan adanya kasih yang tanpa akhir… sementara….KITA BELUM HALAL….!!!!!!

DAN MUNGKIN KITA TIDAK AKAN PERNAH JADI HALAL….!!!!!!

sanggupkah engkau pertanggungjawabkan sms-sms mesramu…???

sangggupkah engkau pertanggungjawabkan telepon mesramu…???

sanggupkah engkau pertanggungjawabkan tangis kami karena mulai merindukanmu…???

mulai berharap padamu…???

Tolong, kami hanya ingin menjaga diri . Menjaga amal kami tetap tertuju padaNYA.

Karena janji Allah itu pasti. Wanita baik hanya diperuntukkan laki-laki baik.

Ya akhi….ikhwan…calon pemimpin kami di masa depan….

Jika engkau benar-benar serius…mengapa engkau hanya bersembunyi dibalik internetmu…???

Bersembunyi dibalik HPmu…???

Bersembunyi dalam kata-katamu…????????

kita sudah lelah dengan semua itu…

sungguh pun kita tidak mengharapkan seorang laki-laki BERMENTAL TEMPE…

yang hanya berani di dunia maya… yang hanya berani di dunia sms…

dan yang lari dari tanggungjawab setelah merasa tidak cocok….

Jika engkau memang sungguh serius…

DATANGLAH PADA ORANGTUA KAMI…!!!

JAWAB PERTANYAAN KAMI DENGAN LANTANG…!! DIHADAPAN KAMI…!!!!

JAWAB PERTANYAAN KAMI SECARA LANGSUNG….!!!!

kami wanita ingin pemimpin yang berani….

kami wanita yang ingin menjaga diri…

kami wanita yang tidak ingin diberi harapan palsu…janji gombal….

kami wanita yang ingin laki-laki yang halal…..

DENGARLAH AKHI…KAMI WANITA YANG BERBEDA…!!!!!!

PERNIKAHAN ADALAH KESUCIAN….

DAN JALAN MENUJU PERNIKAHAN TENTUNYA HARUS SESUCI PERNIKAHAN ITU PULA…!!!

Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup.

Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana.

Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita solehah yang lain, dilamar lelaki yang bakal dinobatkan sebagai ahli syurga, memimpinku ke arah tujuan yang satu.

Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, yang mampu mendebarkan hati jutaan gadis untuk membuat aku terpikat.

Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah. Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan dimubazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk begitu.

Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak.

Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari ridha Illahi. Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu. Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu. Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku.

Aku pasti berendam air mata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku.

Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya.

Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa.

Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga….

ATAS NAMA TAARUF…???

MUNGKIN SALAH SEORANG LAKI-LAKI AKAN BERTANYA…”

mengapa wanita begitu selektif memilih orang yang akan taaruf..”

maka…

wanita akan menjawab..

suami kami nanti kelak akan menjadi pemimpin kami…

akan kami layani kebutuhannya….

akan kami tunggu kehadirannya…

akan kami berikan jiwa kami…raga kami….

bagaimana mungkin kami lalai dalam memilih calon suami…meski hanya dalam rangka taaruf…??

suami kami nanti akan menjadi pembimbing agama kami…penjaga kami…pelindung kami…

bagaimana mungkin kami akan gegabah dalam menentukan pilihan…meski hanya sebatas tukaran biodata..??

mentaati suami kami adalah salah satu jalan kami ke surga…

ketaatan pada suami adalah lambang kesholihan kami….

bagaimana mungkin kami akan cepat memutuskan siapa pilihan kami meski hanya sebatas kata…”baik saya setuju…taarufan…”

ya akhi….saudaraku…para ikhwan….

JANGAN TAWARKAN KEISENGAN ATAS NAMA TAARUF PADA KAMI…!!!!!

KETAHUILAH…KAMI ADALAH WANITA YANG BERBEDA…!!!!!