Pages - Menu

Pages

Minggu, 01 April 2012

Ibu....

Mungkin ibu lupa namaku... atau mungkin tidak tahu namaku karena aku belum sempat lahir. Perlu ibu ketahui, aku adalah sebuah benih yang belum sempat mekar. Aku mati karena kemunafikan dunia sebagai korban masyarakat yang sangat mendewakan prestise dan harga diri.

Saat ini aku sangat bingung... Aku tidak tahu harus pergi kemana? Jika ibuku saja menolakku, bagaimana aku bisa diterima oleh dunia... Aku kesepian bu.... Aku takut...

Tetapi Bu... perlu ibu tahu bahwa aku tidak pernah menaruh dendam padamu. Bagiku beberapa minggu yang kujalani bersama ibu didalam rahim, merupakan kebahagiaan satu satunya yang aku miliki. Dalam rahimmu aku merasa tenang, aman dan nyaman. kau lindungi aku dengan segala keajaibanmu. Dalam rahimmu aku tak pernah merasa haus, lapar, panas atau pun dingin... Aku begitu tentram dan damai.

Tetapi Bu, kenapa kehadiranku menjadi masalah bagimu dan orang tuamu? Aku dapat merasakannya sekarang Bu! Kebingunganmu, kegelisahanmu, ketakutanmu dan kemarahanmu, semuanya ku rasakan, Bu...

Mengapa Bu? Mengapa engkau tidak bahagia dengan kehadiranku? Awalnya ibu menangis mengetahui kehadiranku. Seharusnya kau utarakan pada dunia sebagai kabar gembira. Namun ternyata kehadiranku menjadi bencana bagi kalian. "AIB!!" Bukankah ibu sengaja berbuat untuk menghadirkanku? Ataukah itu hanya untuk memenuhi kesenangan duniawi saja?

Tetapi mengapa pada akhirnya ibu meniadakan aku? Tidak sayangkah ibu pada diriku? Sebegitu malukah engkau atas perbuatanmu sendiri?

Malam itu ibu pergi ke dukun dan memutuskan untuk meniadakan aku. Aku diburu... Dikejar kejar oleh penghisap.... Diinjak injak supaya keluar dari ruangan yang hangat itu.... Dengan kejam disedot kemudian dibuang. Aku mencoba melawan, berpegangan erat pada tubuh ibu tapi apa daya, akhirnya aku terlepas dan tak dapat merasakan apa apa lagi.

Ibu, aku hanya ingin bertanya, kenapa engkau pilih jalan itu? Kenapa ibu turuti kehendak gengsi dan harga diri? apakah kehormatan lebih mulia dibandingkan nyawaku? Apakah cinta yang telah tumbuh diantara kita harus putus karena dunia? Apakah jalan pintas ini lebih baik daripada kompromi? Sudah tidak adakah jalan lain selain Aborsi?

Dengan penuh cinta dan kasih sayang ^_^

Dari anakmu yang terbuang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar